PENERAPAN CITRA DIGITAL BARCODE DALAM DUNIA PEMASARAN
Abstrak
Salah satu cara yang
digunakan manusia dalam menyandikan sejumlah data secara unik adalah dengan barcode. Data yang disandikan
biasanya data yang berhubungan dengan informasi suatu barang. Suatu barang yang
diberi label barcode akan
memudahkan dalam proses pemeriksaan. Perangkat input yang digunakan untuk
membaca barcode membutuhkan
posisi sudut barcode yang tepat
agar dapat dibaca.
1.
PENDAHULUAN
Semakin majunya suatu teknologi maka semakin majulah kehidupan
suatu masyarakat. Kemajuan ini tidak lepas dari semakin pesat dari kemajuan
masyarakat di sekitarnya.Pada saat ini perkembangan teknologi sangat pesat
sekali, seiring dengan kemajuan jaman dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Teknologi yang canggih memberikan kemudahan bagi pekerjaan manusia yang sifatnya
memberatkannya, sehingga pekerjaan yang dahulu masih didominasi oleh tenaga
manusia maka sekarang bisa dialihkan dengan tenaga mesin. Salah satu hasil
cipta teknologi yang memberikan kemudahan bagi pekerjaan manusia adalah
komputer, dimana sekarang ini aplikasi dari komputer sudah banyak diterapkan
dalam berbagai bidang kehidupan, misalnya bidang militer, kedokteran, industri,
perdagangan, dan lain sebagainya, sehingga komputer menjadi alat bantu yang
handal bagi manusia.
Dalam bidang perdagangan, komputer memberikan peran yang cukup
besar yaitu dalam kalkulasi harga barang secara cepat, database, juga dalam
pembacaan pola citra barcode.”Barcode” adalah garis-garis hitam
yang dibuat menurut kode tertentu, umumnya digunakan sebagai identifikasi
terhadap suatu objek atau barang. Data yang biasa disandikan adalah nama
barang, jenis barang, jumlah, harga, periode suatu barang, dan lain sebagainya.
Semua informasi yang dibutuhkan untuk keperluan tertentu mengenai suatu barang akan
dijadikan suatu kode yang mempunyai bentuk batang dengan warna hitam/gelap.
Aplikasi dari barcode selain untuk penyandian suatu barang juga dapat
digunakan untuk penyandian sistem keamanan, seperti doorlock system.
Aplikasi barcode yang biasa dijumpai yaitu pada supermarket, dimana kode
barcode yang tertera pada barang mengandung kode jenis barang dan kode
produsen.
2. TUJUAN
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengenali lebih dalam mengenai barcode yang sering di gunakan dalam dunia pemasaran.
3. TINJAUAN
PUSTAKA
Barcode atau kode batang adalah sekumpulan data yang
digambarkan dengan garis dan jarak spasi (ruang). Barcode menggunakan urutan garis batang vertikal dan jarak antar
garis untuk mewakili angka atau simbol lainnya. Dengan demikian, setiap
ketebalan garis batang dan jarak antara garis saru dengan yang lain selalu
berbeda sesuai dengan isi data yang dikandung oleh kode batang atau barcode tersebut.
Ada pun jenis barcode yang dikenal saat ini adalah barcode linear 1D (1 dimensi) yang
berupa rangkaian garis dengan ketebalan yang bervariasi dan berbentuk persegi
panjang serta jenis barcode matriks 2D (2 dimensi) yang datanya diwakili oleh
simbol-simbol yang berbentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri
lainnya pada gambar yang berada dalam sebuah bujur sangkar. Untuk jenis barcode matriks ini kita bisa memasukkan
data sampai ratusan karakter dalam sebuah barcode,
lain halnya dengan barcode linear
yang kemampuan menyimpan datanya terbatas.
Perkembangan barcode
sendiri dimulai dari tahun 1932, saat Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang di sebuah
perusahaan retail yang kemudian diikuti oleh perusahaan industri. Pada tahun
1948 sampai 1949 Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland mengembangkan
teknologi barcode ini menjadi lebih
baik. Sampai akhirnya di tahun 1952, mereka mendapatkan hak paten dari hasil
penelitian tersebut. Penggunaan barcode
untuk keperluan komersial dimulai sejak tahun 1966.
Terdapat beberapa standar kode dalam barcode sesuai dengan kegunaan dan
tujuan pemakaian barcode, seperti
pada daftar berikut :
·
Uniform Product Code (UPC) : untuk checkout penjualan, persediaan,
dan sebagainya pada toko retail.
· Code 39 (Code 3 of 9) : identifikasi, inventarisasi, dan pengiriman
pelacakan.
· POSTNET : kode pos encoding di US mail.
· European Article Number (EAN) : sebuah superset dari UPC yang
memungkinkan digit ekstra untuk identifikasi negara.
· Japanese Article Number (JAN) : serupa dengan EAN, digunakan di Jepang.
· Bookland : berdasarkan nomor ISBN dan digunakan pada sampul buku.
· ISSN barcode : berdasarkan nomor ISSN, digunakan pada majalah di luar AS.
· Code 128 : digunakan dalam preferensi untuk Code 39 karena lebih kompak.
· Interleaved 2 of 5 : digunakan dalam industri pelayaran dan gudang.
· Codabar : digunakan oleh Federal
Express, di perpustakaan dan bank darah.
· MICR (Magnetic
Ink Character Recognition) :
sebuah font khusus yang digunakan untuk nomor di bagian bawah cek bank.
· OCR-A : format pengenalan karakter optik yang digunakan pada sampul
buku, untuk nomor ISBN agar bisa dibaca oleh manusia.
· OCR-B : digunakan untuk mempermudah pembacaan barcode versi UPC, EAN, JAN, Bookland, dan ISSN dan Code 39.
· Maxicode : digunakan oleh United Parcel Service.
·
PDF417 : suatu jenis barcode 2-D baru yang dapat encode sampai 1108 byte informasi; dapat terkompresi seperti pada sebuah portabel file
data (PDF).
Untuk download filenya bisa di klik link di bawah
Download File
Untuk download filenya bisa di klik link di bawah
Download File
0 comments:
Post a Comment